Minggu, 06 Oktober 2013

ETIKA, MORAL, dan AKHLAK



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Agama Islam sering disebut agama dengan aturan – aturan yang sangat kuat dan mengikat. Begitu juga dengan aturan – aturan mengenai etika, moral, dan akhlak. Etika, moral dan akhlak dalam ajaran Islam tidak dapat dipisahkan dari keimanan seseorang. Seorang muslim dikatakan beriman apabila mampu menerapkan konsep – konsep etik,moral dan akhlak sesuai dengan Al Quran dan Hadist.
Dalam kehidupan sehari – hari kita dapat mengamati etika,moral dan akhlak seseorang. Setiap orang memiliki etika, moral, dan akhlak yang berbeda – beda. Etika, moral dan akhlak seseorang dapat dikenali ketika kita sedang bersosialisasi. Selain itu, etika, moral dan akhlak seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan keadaan di sekitarnya.
Di zaman Globalisasi saat ini, perkembangan etika, moral dan akhlak manusia semakin menurun. Sering kita jumpai akhir-akhir ini kasus – kasus kriminalitas seperti korupsi, pemerkosaan, narkoba, dan perkelahian antar pelajar, hal ini dipengaruhi karena kurangnya pemahaman mengenai etika, moral dan akhlak sesuai ajaran agama islam.
Maka dari itu penulis membuat makalah ini ditujukan agar akhlak, moral, dan etika yang belum sesuai dapat disesuaikan menurut ajaran agama islam yang benar


1.2    Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.)    Bagaimana pengertian dan konsep Etika, Moral dan Akhlak?
2.)    Bagaimana etika, moral dan akhlak menurut Islam?

1.3    Tujuan
1.)    Untuk mengetauhi pengertian dan konsep Etika, Moral dan Akhlak
2.)    Untuk mengetauhi etika, moral dan ahklak menurut Islam



BAB II
PEMBAHASAN


2.1    Pengertian Etika, Moral dan Akhlak
Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang menjadi ukurannya adalah akal, karena etika merupakan bagian dari filsafat[1]. Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.

Moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia dalam berinteraksi atau bersosialisasi terhadap sesamanya tanpa moral manusia tidak akan dapat bersosialisasi. Moral juga merupakan batasan – batasan aktivitas manusia ditentukan oleh baik buruknya atau benar dan salahnya. Orang yang tidak mempunyai moral disebut Ammoral karena dia tidak memiliki nilai positif dimata manusia lainnya.

Akhlak adalah sifat/ budi pekerti/tingkah laku yang timbul dalam diri seeorang yang menjadikan ia dengan mudah melakukannya karena sudah menjadi kebiasaanya sehari – hari. Akhlak dilakukan dengan tanpa paksaan.
Akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak baik dan akhlak yang buruk.

Perbedaaan antara etika, moral, dan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik buruk itu adalah al-qur’an dan al-hadis (Azyumadi.2002).

2.2    Etika, Moral,dan Akhlak Menurut Islam
Menurut Yusuf Qardawi mengajukan 7 karakter etika, moral, dan akhlak menurut islam :
1.      Moral yang beralasan (argumentarif) dan dapat dipahami.
2.      Moral Universal
3.      Kesesuaian dengan Fitrah
4.      Memperhatikan Realita
5.      Moral Positif
6.      Komprehensifitas
7.      Tawazun (Keseimbangan)

Akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah-daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam. Dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak Islami juga bersifat universal. Namun dalam rangka menjabarkan akhlak islami yang universal ini diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral.
Menurut Islam akhlak terbagi menjadi 2 jenis yaitu Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah. Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang menjadi tanda keimanan seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini lahir dari sifat-sifat yang terpuji. Contoh dari akhlak mahmudah adalah beribadah, berdzikir, bersyukur, sabar, dll. Sedangkan contoh dari akhlak madzmumah adalah hasad, gibah, fitnah,dll
Ada beberapa faktor yang dapat membentuk akhlak tiap – tiap manusia. Ada dua faktor utama yaitu faktor dari dalam (internal) yakni sifat – sifat bawaan atau yang dibawa sejak lahir dan faktor dari luar (eksternal) yakni pengaruh yang terjadi di luar diri manusia itu sendiri karena adanya suatu aksi dan interaksi antar inidividu.
Salah satu contoh faktor internal adalah naluri, keturunan, dan kebiasaan.  Ada yang mengatakan definisi dari naluri ialah sifat  yang menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan terpikir lebih dahulu ke arah tujuan itu tanpa didahuli latihan perbuatan itu. Salah satu faktor yang diselidiki dalam etika ialah masalah keturunan. Dalam dunia manusia dapat dilihat anak – anak yang menyerupai orang tuanya bhkan nenek moyangnya sekalipun sudah jauh, sejumlah warisan fisik dan mental masih terus diturunkan kepada cucu – cucunya. Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang – ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan. Orang yang sudah menerima suatu pekerjaan menjadi kebiasaan atau adat dalam dirinya, maka pekerjaan itu sukar ditinggalkan, karena berakar kuat dalam dirinya. Dari pelajaran ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hendaknya urat syaraf kita selalu diajar dan terus – menerus mengulangi segala perbuatan yang baik sehingga menjadi adat kebiasaan. Sebaliknya, jangan dibiarkan urat syaraf kita untuk mengulangi perbuatan jelek, karena hal itu akan meningkat menjadi kebiasaan yang bakal merusak diri sendiri. Sejak awal Nabi menganjurkan agar anak  dibiasakan melakukan kewajiban – kewajiban. Nabi bersabda
علّموا الصّبيّ الصّلاة ابن سبع سنين واضربوه عليها ابن عشر
“Suruhlah anak – anakmu mengerjakan shalat dewaktu mereka berumur tujuh tahun, dan ambillah tindakan tegas pada waktu mereka berumur sepuluh tahun” (HR Tirmizi)
Salah satu faktor eksternal yang turut menentukan kelakuan seseorang atau suatu masyarakat adalah lingkungan. Alam yang melingkungi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku umat, kondisi alam yang baik memungkinkan seseorang untuk lebih mudah menyalurkan persediaan yang dibawanya ketika lahir, jika alamnya jelek maka akan menjadikan halangan untuk mematangkan bakat seseorang. Selain alam lingkungan pergaulan juga berperan penting dalam pembentukan akhlak seseorang. Pergaulan akan mempengaruhi akal, fikiran, dan watak seseorang dikarenakan pengaruh yang kuat dari teman bergaulnya.
Perbaikan akhlak merupaka bagian dan tujuan pendidikan islam. Pendidikan yang hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual telah gagal mebawa manusia sebagai khlaifah di dunia. Al – Ghazali menyatakan bahwa penyesuaian diri tidak sekedar dijalankan terhadap norma masyarakat, tetapi juga terhadap norma Tuhan, Al – Ghazali selanjutnya mengutarakan bahwa tujuan pendidikan secara individual adalah membersihkan kalbu dari godaan hawa nafsu dan amarah, hingga ia jernih bagaikan cermin yang dapat menerima cahaya Tuhan. Menurut Al – Ghazali, upaya mengubah akhlak yang buruk adalah dengan kesadaran seseorang akan akhlaknya yang jelek pada dirinya, ada empat cara untuk dapat membantu setiap orang dalam masalah ini. Pertama dengan menjadi murid seorang pembimbing spiritual. Kedua meminta bantuan kepada teman yang tulus, taat dan punya pengertian, kita meminta kepada teman kita untuk mengoreksi diri kita dan memperhatikan kita sehingga ia mengetahui segala kekurangan – kekurangan kita dan mengatakannya pada kita. Ketiga mengetahui kekurangan kita dari seorang yang tidak menyenangi kita. Keempat ialah bergaul bersama orang banyak dan memisalkan kekurangan yang dilihat pada orang lain bagaikan ada pada diri kita. 


BAB III
PENUTUP


Jadi, etika, moral, ataupun akhlak telah kita dapatkan sejak kita lahir, yang hadir dari proses identifikasi dan imitasi baik pada lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Namun, di zaman sekarang seiring dengan berkembangnya teknologi informasi kita bisa mengidentifikasi atau mengimitasi bukan hanya lingkungan di sekitar kita tetapi, kita juga bisa mengidentifikasi atau mengimitasi lingkungan yang jauh dari tempat kita berada, budaya barat dan budaya korea misalnya.
Dalam ajaran agamapun juga diajarkan bagaimana cara beretika, bagaimana cara membangun moral yang baik, dan bagaimana cara berakhlak. Dalam ajaran islam kita mendapatkan pelajaran etika, moral, dan akhlak dari Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Kemudian kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati.
Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah motivasinya dan mengapai cita-cita yang di inginkan, karena kami membuat makalah ini mempunyai arti penting yang sangat mendalam. Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Tidak ada komentar: